Sekilas Forex: USD VS Safe Haven Masih Terus Berlanjut
ForexSignal88.Com | Jakarta, 20/08/2017 – Dinamika di bursa forex dan emas pada pekan lalu (14-18 Agustus) cukup impresif. Pergerakan harga di kedua bursa itu dimulai dari nuansa bullish dolar AS di akhir pekan sebelumnya yang terdorong oleh data CPI yang membaik dan komentar dari Presiden Fed Dallas yang meningkatkan ekspektasi pasar untuk satu kenaikan suku bunga lagi dari Fed di akhir tahun ini.
Saat itu pasar juga masih diwarnai oleh ketegangan geopolitik antara AS dan Korea Utara namun tak lama kemudian di awal pekan ini ketegangan tersebut mereda setelah Korea Utara menyatakan penundaan serangan rudalnya ke dekat Guam, teritori AS di Pasifik Barat. Meredanya tensi geopolitik tersebut akhirnya meredam permintaan terhadap aset safe haven yaitu emas, yen dan franc Swiss.
Selanjutnya perhatian pasar kembali tertuju ke ranah ekonomi, terutama kebijakan moneter Federal Reserve. FOMC meeting minutes di Rabu lalu ternyata memukul ekspektasi pasar dan pada gilirannya memukul dolar AS dan safe haven pun berbalik menguat.
Para pembuat kebijakan Federal Reserve terpecah pada prospek kenaikan suku bunga di masa depan di tengah kekhawatiran inflasi yang lemah, demikian menurut risalah rapat kebijakan terakhir Fed yaitu di bulan Juli.
Risalah itu menunjukkan bahwa sebagian pejabat Fed mengungkapkan kekhawatirannya tentang perlambatan inflasi dan ingin menunggu sampai jelas kecenderungan inflasi yang lamban itu benar-benar hanya bersifat sementara.
Pasar masih cukup optimistis tentang wacana kenaikan suku bunga dan pengurangan neraca Fed tersebut. Sejauh ini menurut Fed rate monitor tool, 42% investor memperkirakan Fed akan menaikkan suku bunga di bulan Desember.
Namun terkait rencana Fed untuk mengurangi neraca $4,5 triliun, para anggota dewan bank sentra AS itu sepakat bahwa normalisasi neraca aset harus dimulai “relatif segera”, sementara yang lain berpendapat bahwa tanggal yang lebih konkret harus ditetapkan.
Selesai menghadapi FOMC meeting minutes tersebut, bursa forex dan emas langsung dihadapkan pada berita politik dalam negeri AS, lagi-lagi berita yang negatif bagi dolar AS, yaitu reaksi politik terhadap komentar Presiden AS Donald Trump pada konfrontasi rasis pada akhir pekan lalu di Virginia.
Dolar AS sempat terpukul karena berita tersebut namun pada hari Kamis greenback diperdagangkan sedikit lebih tinggi terhadap sejumlah mata uang global karena berita politik lainnya dimana Gedung Putih menepis rumor bahwa Ketua Dewan Ekonomi Nasional (National Economic Council/NEC) Gary Cohn berencana untuk mengundurkan diri sementara data pekerjaan AS dan data manufaktur yang membaik turut mengangkat sentimen greenback.
Tapi apa mau dikata, sentimen dolar AS sudah terlanjur memburuk sejak FOMC meeting minutes dan kekisruhan politik yang terus-menerus menerpa Gedung Putih. Ditambah lagi drama politik AS kembali berada di pusat panggung pada hari Jum’at, setelah Trump mengatakan kepada para pembantunya bahwa dia telah memutuskan untuk melengserkan Steve Bannon dari jabatannya sebagai kepala penasihat Gedung Putih.
Carut-marutnya dinamika politik AS pada akhirnya membuat pasar semakin ragu terhadap kemampuan politik Trump untuk merealisasikan berbagai agenda ekonomi pro pertumbuhannya. Namun kerugian greenback di hari Jum’at tertahan oleh data sentimen konsumen untuk periode Agustus yang melampaui ekspektasi sehingga menambah narasi penguatan ekonomi terbesar di dunia tersebut.
Selanjutnya di pekan ini (21-25 Agustus) selain mengamati data regular, mata pasar akan tertuju pada beberapa agenda ekonomi dan moneter terutama Federal Reserve Summit di Jackson Hole, Wyoming, AS atau lebih dikenal sebagai Jackson Hole Symposium pada 24-26 Agustus. Para pelaku pasar akan mengamati perbedaan sikap dan pandangan Fed dan Bank Sentral Eropa (ECB) di simposium tersebut.
EURUSD
WEEKLY OUTLOOK : NETRAL
O : 1.1819 H : 1.1838 L : 1.1663 C : 1.1763
PERGERAKAN SEPEKAN 14/08 – 18/08 : NEGATIF
RANGE SEPEKAN : 175 PIP
Secara Fundamental, Pertumbuhan ekonomi Jerman untuk kuartal kedua 2017 berada di 0,6% dan mengecewakan sebagian pelaku pasar karena perkiraan konsensus untuk angka tersebut adalah pertumbuhan sebesar 0,7%. Data negatif itu diperparah oleh angka tahunan yang mencapai 0,8%, kurang dari perkiraan pasar yaitu 1,9%. Yang menarik adalah kontribusi negatif perdagangan terhadap pertumbuhan. Jerman adalah raksasa ekspor Eropa, namun impor yang meningkat tampaknya akan semakin meningkat lagi. Menurut perhitungan sementara dari Destatis, biro statistik Jerman, bagaimanapun juga perkembangan perdagangan luar negeri memiliki dampak negatif terhadap pertumbuhan karena kenaikan harga impor kuartal-ke-kuartal jauh lebih besar daripada ekspor.
Namun di sisi lain, kenaikan impor juga menjadi cerminan permintaan domestik yang meningkat dan memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Jerman. Ini menunjukkan mungkin surplus akun berjalan raksasa Jerman mungkin akan ditutup sedikit naik di masa depan. “Perbandingan kuartal-ke-kuartal (pada penyesuaian variasi harga, musiman dan kalender) menunjukkan bahwa kontribusi positif berasal dari permintaan domestik. Pengeluaran konsumsi akhir pada rumah tangga dan pemerintah meningkat secara nyata,” lapor Destatis.
Perlambatan ekspor dan kenaikan impor bisa menjadi hasil dari apresiasi euro belakangan ini, namun para ekonom melihat dampak kenaikan euro hanya memiliki dampak terbatas. “Resiko dari nilai tukar euro yang lebih kuat dan ketergantungan industri mobil Jerman pada mesin diesel dapat diatasi. Pemulihan dalam perdagangan global akan lebih besar daripada headwinds (hambatan) yang berasal dari pasar FX. Rabat otomatis yang baru ditawarkan bahkan dapat menyebabkan frontloading dari pembelian mobil dan untuk sementara mengangkat pertumbuhan PDB setelah liburan musim panas,” kata Dr. Andreas Rees, Kepala Ekonom Jerman di UniCredit Bank yang berbasis di Frankfurt.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Uni Eropa, diantaranya :
- German ZEW Economic Sentiment Selasa 22/08/2017 16:00 WIB
- German Flash Manufacturing PMI Rabu 23/08/2017 14:30 WIB
- German Flash Services PMI Rabu 23/08/2017 14:30 WIB
- Euro Zone Manufacturing PMI Rabu 23/08/2017 15:00 WIB
- Euro Zone Flash Services PMI Rabu 23/08/2017 15:00 WIB
- German IFO Business Climate Jumat 25/08/2017 15:00 WIB
Secara Teknikal, PELEMAHAN pasangan harga EURUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level 1.1827, kemungkinan harga akan kembali ke level 1.1889 – 1.1951 – 1.2015. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 1.1720, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PELEMAHANnya ke area level 1.1660 – 1.1606 – 1.1548.
GBPUSD
WEEKLY OUTLOOK : NEGATIF
O : 1.3008 H : 1.3022 L : 1.2832 C : 1.2876
PERGERAKAN SEPEKAN 14/08 – 18/08 : NEGATIF
RANGE SEPEKAN : 190 PIP
Secara Fundamental, Menurut badan statistik ONS, Tingkat Inflasi Inggris dalam basis tahunan mencapai 2.6 persen pada bulan Juli, lebih rendah daripada ekspektasi 2.7 persen, dan tak berubah dari bulan Juni. Anjloknya harga BBM Inggris rupanya diimbangi dengan kenaikan harga pakaian, peralatan rumah tangga, dan makanan menurut ONS. Sementara itu, Core CPI Inggris, yakni inflasi yang tidak memasukkan harga makanan, mengalami kenaikan 2.4 persen dari satu tahun yang lalu, juga lebih rendah daripada ekspektasi analis di angla 2.5 persen. Akan tetapi, Retail Price Index (RPI) Inggris masih lebih tinggi daripada ekspektasi, yakni 3.6 persen dibanding 3.5 persen.
Indeks ini dipergunakan oleh pemerintah Inggris untuk menentukan harga tiket transportasi KRL yang cukup vital dalam keberlangsungan aktivitas ekonomi Inggris. Dengan demikian, penilaian terbaru terhadap inflasi yang dipasang oleh BoE minggu lalu, dimana angka inflasi diperkirakan akan mencapai 3 persen pada bulan Oktober, terancam meleset. Akibatnya, tentu pada peluang kenaikan suku bunga Inggris yang sempat digadang-gadang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Dua anggota MPC BoE juga menyuarakan dukungan mereka pada kenaikan suku bunga dalam rapat terakhir, namun Gubernur Mark Carney mengatakan, ketidakpastian yang dibawa oleh Brexit membuatnya harus menahan suku bunga dari kenaikan terlebih dahulu.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Inggris, diantaranya :
- Rightmove HPI m/m Senin 21/08/2017 06:01 WIB
- Public Sector Net Borrowing Senin 21/08/2017 15:30 WIB
- Second Estimate GDP q/q Kamis 24/08/2017 15:30 WIB
- Prelim Business Investment q/q Kamis 24/08/2017 15:30 WIB
Secara Teknikal, PELEMAHAN pasangan harga GBPUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level 1.2921, kemungkinan harga akan kembali ke level 1.2962 – 1.3005 – 1.3049. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 1.2827, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PELEMAHANnya ke area level 1.2787 – 1.2746 – 1.2705.
AUDUSD
WEEKLY OUTLOOK : POSITIF
O : 0.7891 H : 0.7961 L : 0.7806 C : 0.7931
PERGERAKAN SEPEKAN 14/08 – 18/08 : POSITIF
RANGE SEPEKAN : 155 PIP
Secara Fundamental, Pasangan AUDUSD yang sempat diperdagangkan di level terendah 0.7806 pada Selasa 15/08 pekan kemarin. Berhasil rebound dan terdongkak ke atas dikarenakan kenaikan harga logam dan kembali melemahnya indeks US dollar. Logam-logam untuk industri mengalami kenaikan di pasar London. Bahkan seng sampai sempat menyentuh harga 3000 dolar AS per ton untuk pertama kalinya dalam hampir satu dekade terakhir. Aluminium, nikel, tembaga, dan timah turut mencatatkan kenaikan harga. Penguatan Dollar Australia juga terbantu oleh melemahnya Dolar AS pasca rilis notulen FOMC. Hasil rapat Bank Sentral AS yang telah dilaksanakan pada akhir Juli tersebut masih fokus pada masalah rendahnya inflasi. Akibatnya, para trader yang menunggu tambahan referensi untuk lanjutan kenaikan suku bunga The Fed tahun ini, menjadi kecewa.
Dari segi politik, Dolar AS juga mendapat gencetan dari tanggapan Presiden AS Donald Trump mengenai kekerasan mematikan yang terjadi di Virginia akhir pekan lalu. “Sell-off yang terjadi pada Dolar AS membuktikan dampak positif bagi mata uang-mata uang bersuku bunga lebih tinggi, seperti Dolar Australia dan Dolar New Zealand,” kata Kathy Lien dari BK Asset Management. Tingkat Pengangguran Australia menurun ke 5.6 persen. Sayangnya, pembukaan lapangan kerja part-time lebih banyak daripada lapangan kerja full-time. Hal itu diterjemahkan pada penurunan total jam kerja sebanyak 0.8 persen pada bulan Juli.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Australia, diantaranya :
- CB Leading Index Senin 21/08/2017 09:30 WIB
Secara Teknikal, PENGUATAN pasangan harga AUDUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BEARISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BEARISH pada level 0.7862, kemungkinan harga akan kembali ke level 0.7803 – 0.7744 – 0.7690. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BULLISH pada level 0.7965, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PENGUATANnya ke area level 0.8019 – 0.8068 – 0.8118.
XAUUSD
WEEKLY OUTLOOK : NETRAL
O : 1288.40 H : 1300.60 L : 1267.10 C : 1286.25
PERGERAKAN SEPEKAN 14/08 – 18/08 : DOJI NEGATIF
RANGE SEPEKAN : $33.5 atau 335 PIP
Secara Fundamental, Isi notulen FOMC dianggap dapat menunda kenaikan suku bunga The Fed untuk ketigakalinya tahun ini. Akibatnya, Dolar AS pun tersungkur dan emas sempat melonjak ke atas dan berada di level $1300.60 walau akhirnya kembali ditutup doji negatif untuk pergerakan selama sepekan dan berada di level $1286.25 pada penutupan sesi perdagangan Jumat 18/08 atau Sabtu 19/08 dinihari WIB.
Selain karena notulen FOMC yang melemahkan indeks US dollar, emas juga mendapat suntikan penguatan dari masalah politik internal AS. Dua Badan Penasihat Bisnis Gedung Putih yang dibubarkan oleh Presiden Donald Trump kemarin, membuat emas sebagai aset safe-haven kembali diburu para investor. Kini, Pasar Futures memasang kemungkinan sebesar 40 persen atas peluang kenaikan suku bunga Fed pada bulan Desember. Persentase tersebut lebih kecil daripada persentase 50 persen yang dipasang sebelum notulen FOMC dirilis.
Logam mulia terbilang sensitif pada pergerakan rate suku bunga AS. Potensi tertundanya kenaikan suku bunga, mengangkat aset-aset tak memberikan imbal hasil dalam bentuk bunga, termasuk emas. Bahkan, kenaikan suku bunga secara bertahap juga dinilai sebagai ancaman kecil bagi emas, sehingga logam mulia tersebut masih bisa mengalami kenaikan harga. “Ini semua adalah tentang Dolar dan kekhawatiran pasar sekarang cenderung berhubungan dengan persitiwa-peristiwa geopolitik,” kata Dominci Schnider dari UBS Wealth Management, Hong Kong.
“Pasar yakin bahwa sekarang ini inflasi tidak begitu kencang, tetapi The Fed tidak perlu melakukan tindakan yang serius (untuk menangani lemahnya inflasi),” kata Schnider. Namun, pihak Schnider sendiri tak setuju pada penilaian pasar mengenai lambatnya inflasi tersebut, dan tetap meyakini bahwa balance sheet akan dikurangi pada bulan September. Fed Hike pun mereka perkirakan akan tetap dilanjutkan pada bulan Desember.
Secara Teknikal, PELEMAHAN pasangan harga XAUUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level 1296.00, kemungkinan harga akan kembali ke level 1301.40 – 1306.80 – 1312.55. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 1278.15, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PELEMAHANnya ke area level 1272.75 – 1267.30 – 1261.60.
Sumber: ForexSignal88.Com, ForexFactory.Com, CFTC, Investing.Com, Bloomberg.Com, Kitco.Com, OilnGold.Com,
DailyFx.Com, Reuters.Com, CNN.Com, MarketWatch.Com, Associated Press | Sumber Gambar: Themalaymailonline.Com
{loadposition socialshare}