Sekilas Forex: Trump Menyuarakan Kuatnya USD Tidak Menguntungkan AS
ForexSignal88.com l Jakarta, 21/07/2018 – Dua tokoh papan AS seakan berperang di pekan lalu (16-0 Juli) sehingga menimbulkan fluktuasi besar di perdagangan mata uang dan emas. Para pelaku pasar pun terus menikmati pasang surut tersebut yang dari sisi teknikal memang menyajikan peluang trading yang bagus.
Pada Selasa (17/07) Ketua Federal Reserve Jerome “Jay” Powell menyampaikan pandangannya yang penuh optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi AS dan tampaknya mengabaikan dampak dari konflik perdagangan antara negaranya melawan kekuatan ekonomi besar dunia lainnya terutama China.
Apa yang disampaikan Powell tersebut diterjemahkan oleh pasar sebagai sebuah lampu hijau untuk membeli lebih banyak dolar AS karena prospek dua kali kenaikan suku bunga tetap cerah. Saat itu dolar AS terus merajai perdagangan forex, sempat menekan euro, yen, dan mata uang utama lainnya.
Terhadap yen, dolar AS sempat menguat hingga ke ¥113,16, level terkuatnya sejak 8 Januari. Pound sterling menjadi mata uang yang paling tertekan di pekan lalu, sempat jatuh ke $1,2958 terhadap greenback karena selain gelombang penguatan dolar AS, mata uang Inggris itu tertekan pula oleh perdebatan di parlemen Inggris yang semakin menambah ketidakjelasan akhir dari Brexit. Harga emas (XAUUSD) pun sempat terperosok ke $1.211,35, level terendahnya sejak 11 Juli tahun lalu.
Namun seperti disampaikan di atas, tak lama setelah bergulirnya sentimen bullish dolar AS yang dipicu oleh Powell tersebut, presiden AS menyampaikan keprihatinannya terhadap penguatan dolar AS. Dalam sebuah wawancara dengan CNBC pada Kamis (19/07), Trump mengatakan dolar AS yang kuat “menempatkan kami pada posisi yang kurang menguntungkan” seraya menambahkan bahwa yuan China “telah jatuh seperti batu”.
Mata uang yang kuat cenderung membuat harga produk yang diekspor sebuah negara menjadi lebih mahal. Sebagian pakar melihat bahwa penguatan atau pelemahan suatu mata uang menjadi bagian dari strategi besar dalam menghadapi potensi perang dagang global.
Bagaikan sebuah intervensi verbal, saat itu Trump juga menyuarakan ketidaksenangannya dengan laju kenaikan suku bunga Federal Reserve sehingga memicu penurunan indeks patokan dolar AS yang terus terjadi hingga penutupan sesi pekan lalu.
Sejauh ini para investor besar masih terlihat yakin bahwa Powell tidak akan terpengaruh oleh intervensi Trump tersebut, dia akan tetap menjaga The Fed tetap di jalur kenaikan suku bunga namun diyakini pula bahwa kini pekerjaan Powell akan semakin berat.
Isu perang dagang dan perang mata uang masih berpotensi hadir di sesi perdagangan pekan depan (23-27 Juli). Selain itu para pelaku pasar juga akan memantau data manufaktur Jerman, data penjualan perumahan di AS, inflasi konsumen Australia, keputusan suku bunga ECB dan data PDB AS.
EURUSD
WEEKLY OUTLOOK : NETRAL
O : 1.1689 H : 1.1744 L : 1.1574 C : 1.1725
PERGERAKAN SEPEKAN 16/07 – 20/07 : POSITIF
RANGE SEPEKAN : 170 PIP
Secara Fundamental, Eurostat melaporkan, surplus perdagangan Zona Euro menurun ke EUR16.5 miliar pada bulan Mei 2018, lebih kecil daripada estimasi surplus EUR17.6 miliar. Hasil tersebut juga lebih kecil dibandingkan dengan angka bulan Mei 2017 yang EUR19.3 miliar. Penurunan kali ini sekaligus menjadi menjadi surplus perdagangan terendah Zona Euro sejak Januari 2017.
Tak hanya membalas dengan menerapkan kebijakan yang sama, kini China juga gencar mencari mitra untuk bekerja sama. Amerika Serikat terancam akan tersisih dari perdagangan global sehubungan dengan rencana jalinan kerjasama antara China dengan Uni Eropa.
Seperti yang diungkapkan oleh Li Keqiang, Perdana Menteri China, bahwa Konferensi Tingkat Tinggi antara China dan Uni Eropa menghasilkan komitmen baru dalam sistem perdagangan multilateral kedua belah pihak. Mereka akan melakukan pertukaran pasar untuk pertama kalinya.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Uni Eropa, diantaranya :
- German Flash Manufacturing PMI Selasa 24/07/2018 Pk 14:30 WIB
- German Flash Services PMI Selasa 24/07/2018 Pk 14:30 WIB
- German Ifo Business Climate Rabu 25/07/2018 Pk 15:00 WIB
- M3 Money Supply y/y Rabu 25/07/2018 Pk 15:00 WIB
- Main Refinancing Rate Kamis 26/07/2018 Pk 18:45 WIB
- ECB Press Conference Kamis 26/07/2018 Pk 19:30 WIB
Secara Teknikal, PENGUATAN pasangan harga EURUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BEARISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BEARISH pada level 1.1605, kemungkinan harga akan kembali ke level 1.1549 – 1.1499 – 1.1446. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BULLISH pada level 1.1793, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PENGUATANnya ke area level 1.1848 – 1.1901 – 1.1954.
GBPUSD
WEEKLY OUTLOOK : NEGATIF CENDERUNG NETRAL
O : 1.3231 H : 1.3293 L : 1.2958 C : 1.3135
PERGERAKAN SEPEKAN 16/07 – 20/07 : NEGATIF
RANGE SEPEKAN : 335 PIP
Secara Fundamental, Penjualan Ritel Inggris month-over-month untuk bulan Juni turun sebanyak 0.5 persen, turun dari hasil bulan Mei yang berada di level 1.4 persen. Angka tersebut bahkan jauh lebih buruk dibandingkan dengan perkiraan kenaikan 1 persen yang diestimasikan oleh para ekonom.
Staf ONS menaksir bahwa penyebab penurunan drastis ini adalah pelemahan penjualan di sektor Non Makanan. Padahal, Penjualan Ritel di sektor Makanan naik pesat karena momen Piala Dunia. Kabar baiknya, penurunan Penjualan Ritel Inggris pada bulan Juni ini masih diikuti oleh menguatnya pertumbuhan Retail Sales dalam basis kuartalan.
Menurut ONS, pertumbuhan Penjualan Ritel Inggris kuartal kedua masih menunjukkan kenaikan sebanyak 2.1 persen, sekaligus menjadi level tertinggi sejak Februari 2015. Data ini juga tak luput dari perhatian para ekonom. “Mengingat Penjualan Ritel memiliki porsi seperlima dari GDP Inggris, maka setidaknya, masih ada tambahan 0.4 persen poin ke pertumbuhan GDP Inggris di kuartal kedua.” sambungnya.
Sayangnya, Poundsterling tak terkesan dengan apiknya Penjualan Ritel dalam basis kuartalan. Hal ini dikarenakan pasar tak bisa mengesampingkan hubungan erat antara Penjualan Ritel dengan Inflasi, yang pada gilirannya nanti akan menjadi pertimbangan bagi kenaikan suku bunga Bank of England (BoE). Dengan demikian, menurut Samuel Tombs dari Pantheon Macroeconomics, pasar akan tetap meyakini jika ekspektasi kenaikan suku bunga BOE telah kembali mendapatkan halangan. Hal ini pun mendorong para pelaku pasar untuk menjual Poundsterling.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Inggris, diantaranya :
- MPC Member Broadbent Speaks Selasa 24/07/2018 12:00 WIB
- OPEC-JMMC Meetings Kamis 26/07/2018 Tentatived
Secara Teknikal, PELEMAHAN pasangan harga GBPUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level 1.3191, kemungkinan harga akan kembali ke level 1.3273 – 1.3359 – 1.3440. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 1.3038, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PELEMAHANnya ke area level 1.2959 – 1.2884 – 1.2809.
AUDUSD
WEEKLY OUTLOOK : NETRAL
O : 0.7418 H : 0.7440 L : 0.7315 C : 0.7425
PERGERAKAN SEPEKAN 16/07 – 20/07 : POSITIF
RANGE SEPEKAN : 125 PIP
Secara Fundamental, Menurut laporan biro statistik ABS, jumlah Employment Australia untuk bulan Juni melonjak sebanyak 50,900 dalam penyesuaian musiman, sangat jauh melampaui estimasi kenaikan para ekonom yang hanya memperkirakan penambahan 16,500. Sementara itu, kenaikan Employment untuk bulan Mei juga direvisi naik dari 12,000 ke 13,500.
Data Rekrutmen Tenaga Kerja Australia juga sama mengesankannya dengan data Employment. Jumlah pekerja full-time melonjak sebanyak 41,200, melanjutkan pola pembalikan dari penurunan di beberapa bulan sebelumnya. Sedangkan jumlah pekerja part-timejuga meningkat sebanyak 9,700 dalam periode yang sama.
Walaupun kedua data tersebut menunjukkan kenaikan fantastis, Tingkat Pengangguran Australia masih stabil di kisaran 5.4 persen, meski ada sedikit peningkatan dalam partisipasi tenaga kerja. Selain itu, lemahnya pertumbuhan gaji Australia juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi para pembuat kebijakan di negara tersebut.
Bagi Reserve Bank of Australia (RBA), data ketenagakerjaan tersebut pasti menggembirakan. Akan tetapi, sebelum bank sentral benar-benar yakin bahwa kondisi pasar tenaga kerja yang lebih ketat sukses membantu menaikkan upah dan inflasi, maka kenaikan Official Interest Rates atau suku bunga Australia belum bisa diharapkan. Lagipula, notulen RBA terbaru masih menunjukkan keengganan bank sentral untuk menaikkan suku bunga dalam waktu dekat.
Untuk sepekan kedepan akan ada beberapa Fundamental penting yang akan dirilis untuk zona Ekonomi Australia, diantaranya :
- CPI q/q Rabu 25/07/2018 08:30 WIB
- Trimmed Mean CPI q/q Rabu 25/07/2018 08:30 WIB
- OPEC-JMMC Meetings Kamis 26/07/2018 Tentatived
Secara Teknikal, PENGUATAN pasangan harga AUDUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BEARISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BEARISH pada level 0.7336, kemungkinan harga akan kembali ke level 0.7286 – 0.7236 – 0.7186. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BULLISH pada level 0.7446, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PENGUATANnya ke area level 0.7496 – 0.7546 – 0.7596.
XAUUSD
WEEKLY OUTLOOK : NEGATIF CENDERUNG NETRAL
O : 1241.50 H : 1245.35 L : 1211.35 C : 1230.40
PERGERAKAN SEPEKAN 16/07 – 20/07 : NEGATIF
RANGE SEPEKAN : $34 atau 340 PIP
Secara Fundamental, Harga emas naik pada sesi perdagangan Jumat usai mencetak level terendah dalam satu tahun pada perdagangan sehari sebelumnya. Pendorong kenaikan harga emas adalah komentar dari Presiden AS Donald Trump mengenai suku bunga.
Mengutip Reuters, Sabtu (21/7/2018), harga emas harga emas di pasar spot naik 0,7 persen ke level USD 1.230,89 per ons pada pukul 1.40 siang waktu London. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik USD 7,10 atau 0,6 persen ke level USD 1.231,10 per ounce.
Harga emas turun hampir 1 persen pada minggu ini dan pada perdagangan Jumat mampu naik tipis. Jika dihitung dari awal Mei, harga emas telah turun 10 persen.
Dolar AS yang lebih kuat membuat emas lebih mahal untuk pembeli dengan mata uang lainnya. Suku bunga yang lebih tinggi cenderung meningkatkan dolar AS sehingga peluang untuk mendapatkan untung dari emas juga mengecil.
Harga emas mampu menguat usai Presiden AS Donald Trump kembali mengejutkan publik lewat kritikannya atas kenaikan suku bunga acuan. Padahal, tidaklah lumrah apabila presiden mengkritik independensi bank sentral.
Kekesalan Trump akibat melihat pengaruh kenaikan suku bunga terhadap ekonomi, padahal pemerintahannya sudah bekerja keras.
Sebelumnya, penasihat ekonomi Trump Larry Kudlow sudah lebih dulu mengkritik The Fed dengan harapan pihak bank sentral memperlambat kenaikan suku bunga. Gubernur the Fed Jerome Powell mengaku tidak khawatir terhadap “tekanan” dari Gedung Putih.
“The Fed memiliki tradisi panjang dalam melaksanakan kebijakan yang independen dari segala kekhawatiran politik,” kata dia. Pada perdagangan sebelumnya, harga emas merosot ke posisi terendah dalam satu tahun dipicu penguatan Dolar Amerika Serikat (AS), setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kemungkinan tentang adanya kenaikan suku bunga acuan kembali pada tahun ini.
Harga emas memang sangat dipengaruhi suku bunga AS. Kenaikan yang lebih tinggi meningkatkan peluang bagi aset yang memberi imbal hasil dan memperkuat dolar.
The Fed telah menaikkan suku bunga pada bulan Juni. Para pembuat kebijakan mengindikasikan harapan akan terjadi lagi kenaikan dua kali pada tahun ini. Namun Powell tidak mengatakan apa pun selama dua hari pelaksanaan kesaksian kongres pada minggu ini.
Harga emas sempat berubah positif, meskipun sesaat. Demikian pula Dolar sempat merosot terhadap sekeranjang mata uang lainnya, setelah Presiden Donald Trump mengatakan kepada televisi CNBC tidak senang tentang kenaikan suku bunga karena ini akan menguatkan dolar, membuat ekspor AS lebih mahal di luar negeri.
Namun harga emas kemudian turun. “Ada aksi penjualan yang secara fundamental membuat bullish,”kata Dan Hussey, Ahli Strategi Pasar Senior RJOFutures.
Secara Teknikal, PELEMAHAN pasangan harga XAUUSD mungkin masih akan berlanjut berdasarkan formasi candlestick weekly. Namun demikian tetap perlu diwaspadai koreksi intraday BULLISH yang mungkin akan terjadi pada timeframe Daily. Apabila minggu depan terjadi breakout BULLISH pada level 1235.55, kemungkinan harga akan kembali ke level 1241.35 – 1247.40 – 1253.50. Namun sebaliknya apabila terjadi breakout BEARISH pada level 1221.70, maka kemungkinan harga akan kembali melanjutkan gerakan PELEMAHANnya ke area level 1215.90 – 1210.25 – 1204.80.
Sumber: ForexSignal88.Com, ForexFactory.Com, CFTC, Investing.Com, Bloomberg.Com, Kitco.Com, OilnGold.Com,
DailyFx.Com, Reuters.Com, CNN.Com, MarketWatch.Com, Associated Press | Sumber Gambar: CSMonitor.Com
Tags: #forexsignal88 #signalforex #sinyalforex #forexsignal #analisaforex #analisagold #belajarforex #seputarforex #sekilasforex #eurusd #gbpusd #audusd #xauusd #signalforexharian #signalforexakurat #analisaforex #analisatradingforex #analisaforexharian #analisagold #beritaforexindonesia #beritaforexharian #beritaterkiniforex #analisajituforex #toptrendingforex #signalforexgratis #signalforexindonesia #tipsforex #trikforex #strategiforex #teknikforex #analisateknikal
{loadposition socialshare}